Langsung ke konten utama

Wanita Bercadar dan Keinginan Terpendam Lelakiku

LELAKIKU..
Tepatnya kemarin malam aku dikejutkan olehnya. Dengan wajah ceria dan senyum yang mengembang memanggilku mendekat disampingnya hendak memperlihatkan susuatu didalam gedget yang selalu menempel ditangannya. Dengan penuh curiga aku menatap wajahnya  sambil menggeser badanku mendekatinya kemudian duduk disampingnya. Senyum diwajahnya tak kunjung sirna, aku pun semakin curiga. Aku mengalihkan pandangan ku kelayar gedget nya yang telah berada dalam genggamanku. Saat aku melihat yang hendak diperlihatkannya kepadaku, aku tak dapat mengucap sepatah kata. Ada apa gerangan? Hatiku berkecamuk ketika fokus perhatianku tertuju pada foto seorang wanita.

Hatiku berdebar kencang sambil bertanya-tanya kenapa?
Kenapa dia memperlihatkan foto itu kepadaku?
Aku melihat foto demi foto. Seorang perempuan bercadar  dengan suaminya berpetualang di alam bebas. Mereka menunjukan pose mesrah yang tak habis pikir olehku. Benar juga, wanita bercadar juga berhak melakukan hal demikian. Sebuah pemikiran yang sempit jika berpikir bahwa wanita bercadar harus mempertahankan keanggunan dengan hanya melakukan aktivitas yang terbatas dilingkungan yang terbatas pula. Ah, hatiku semakin tak karuan.

Bukan hanya sekali ini LELAKIKU memberi isyarat kekagumannya terhadap wanita bercadar. Tempo hari aku menceritakan perubahan yang terjadi kepada 2 orang teman tarbiah. kami sama-sama memulainya dari nol. Pemahaman kami betul-betul sangat terbatas tentang agama yang membuat jiwa kami merasakan dahaga yang luar biasa kemudian memutuskan untuk menuntut ilmu agama bersama. Karena kesibukan akademik, aktivitas itu pun terhenti total. Maklum lah, aku harus keluar daerah dalam beberapa bulan. Setelah kembali, aku lagi-lagi disibukan oleh penyusunan laporan. Dalam jangka waktu itu kami pun tak pernah bertatap muka lagi. Setelah beberapa lama dan Tuhan menakdirkan kami untuk bertemu diacara pernikahan teman. Aku kaget melihat perubahan kedua teman yang kini telah mengenakan cadar atau niqab. "Mansya Allah" kataku kepada mereka. 

 LELAKI ku pun lansung bertanya, "kapan ikut tarbiah lagi"? aku menjawab dengan singkat "entah lah kak". Ada sebuah keinginan besar yang tersembunyi dari pertanyaannya itu. Merangkum dari tingkah dan ucapannya selama ini, sepertinya LELAKI ku menginginkan aku untuk menjadi WANITA BERCADAR. Pikiran-pikiran negatif masih menyelimuti pikiranku dan menghalangi langkahku untuk mengikuti keinginan terpendam LELAKI ku. 
Semoga Tuhan memberi Hidayahnya untukku dan juga dirinya agar kami terus memperbaiki diri dalam AGAMA. 
Gambar diambil dari google.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Special Name, "Aynur"

Aku yakin bahwa Tuhan tidak pernah salah. Telah aku pasrahkan pilihan itu kepada-Nya untuk memilih kan teman hidup terbaik  untuk mengarungi bahtera kehidupan ini. Yah, ternyata pilihan itu jatuh kepadanya,  seseorang yang tidak pernah aku sangka sebelumnya. Hati orang tua begitu cepat terluluhkan untuk memberi izin kepadanya untuk meminang ku. Ini bukan hanya kebetulan,  terdapat banyak kemiripan diantara kami. Pernah aku keluhkan pandangan orang lain tentang kami.  Banyak orang yang mengatakan bahwa kami terlihat mirip, bahkan aku menemukan sebuah tanda dalam dirinya yang juga aku miliki.  Aku sempat menanyakan masalah ini waktu kami masih dipelaminan, sebuah topik yang mengawali perbincangan kami waktu itu. Tanpa harus menunggu lama dia menjawab, sepertinya jiwa kita memang sudah bersama sebelum kita terlahirkan ke dunia ini. Kita dipisahkan dengan tanda ini dan dipersatukan kembali dengan tanda ini. Owh, sebuah jawaban yang membuatku kehilangan kata untuk me...

Perjalanan Part 2

Sungguh,  ujian itu tak mengenal batasan  waktu dan umur. Entah, apakah itu karena ujian atau karena karma atau hukuman. Beberapa bulan mendampingi suami di rumah sakit untuk melakukan Hemodialisis bukan lagi karakter orang yang menjadi fokus perhatian seperti pada kondisi interaksi sosial secara umum, melainkan karakter yang berhubungan dengan penyakit yang menjadi pelengkap penderitaan. KEMARIN , tepatnya pada hari senin, 19 Desember  2016, saat suami menjalani perawatan rutin untuk melakukan Hemodialisis yang dilakukan selama 4 jam, sebuah peristiwa yang sempat mengguncang jiwa kami. Pasien yang kebetulan berada pas disamping tempat tidur suami meninggal dunia. Kami menyaksikan saat-saat sakaratul maut. Ketika layar monitor menunjukan penurunan kondisi pasien menunjukkan angka sekitar 63/37, yang mendampingi pasien lansung memanggil perawat yang selalu setia memberikan pelayanan terbaik untuk pasien lansung mengambil tindakan. Dokter yang bertugas juga tidak kalah c...

Never give up

Penat rasanya,  seharian menatap layar Leptop sambil membaca banyak jurnal dan beberapa hasil penelitian dalam bentuk non jurnal.  Kemarin bertemu dengan pembimbing harapannya sudah bisa di go kan untuk memulai penelitian.  Tapi nyatanya masih jauh dari harapan.  Proposal yang saya ajukan masih harus diperbaiki. Saya mendapatkan kesalahan fatal, untungnya pembimbing kedua menyadari hal itu. Aku menyimak dengan  baik penjelasan demi penjelasan yang disampaikan. Masalah yang muncul yaitu semakin lama mendengar arahannya,  semakin lemas badan ini. OMG,  lemasnya bukan karena kelaparan,  tapi banyak sekali yang dikoreksi. Saya harus membaca lebih banyak dan lebih banyak lagi.  Yah Tuhan, mataku tidak sanggup. Masalah semakin menumpuk,  ditambah lagi saya harus secepatnya memulai penelitian.  Saya hampir ketinggalan bulan gelap.  Sebagai catatan,  saya harus melakukan pengambilan data dibulan gelap yang tinggal beberapa hari ...