Langsung ke konten utama

Special Name, "Aynur"

Aku yakin bahwa Tuhan tidak pernah salah. Telah aku pasrahkan pilihan itu kepada-Nya untuk memilih kan teman hidup terbaik  untuk mengarungi bahtera kehidupan ini. Yah, ternyata pilihan itu jatuh kepadanya,  seseorang yang tidak pernah aku sangka sebelumnya. Hati orang tua begitu cepat terluluhkan untuk memberi izin kepadanya untuk meminang ku. Ini bukan hanya kebetulan,  terdapat banyak kemiripan diantara kami. Pernah aku keluhkan pandangan orang lain tentang kami.  Banyak orang yang mengatakan bahwa kami terlihat mirip, bahkan aku menemukan sebuah tanda dalam dirinya yang juga aku miliki.  Aku sempat menanyakan masalah ini waktu kami masih dipelaminan, sebuah topik yang mengawali perbincangan kami waktu itu. Tanpa harus menunggu lama dia menjawab, sepertinya jiwa kita memang sudah bersama sebelum kita terlahirkan ke dunia ini. Kita dipisahkan dengan tanda ini dan dipersatukan kembali dengan tanda ini. Owh, sebuah jawaban yang membuatku kehilangan kata untuk meneruskan perbincangan itu dan membuat aku tersenyum.

Banyak hal yang luar biasa yang terjadi diantara kami. Setelah 4 bulan pernikahan, lagi-lagi ini bukan sebuah kebetulan. Sebuah kewajaran jika kami membahas tentang keturunan, bukan kah salah satu fungsi pernikahan   untuk melanjutkan keturunan? Ditambah lagi teman-teman kami yang juga  telah menikah yang mendahului kami kini tinggal menunggu waktu untuk bertemu dengan sang buah hati yang telah lama mereka nantikan.  Walau kami belum juga diberi tanda namun kami tak dibuat putus asa karenanya. Sang suami kini telah menyediakan nama yang sangat indah buat anak perempuan kami nanti. Maklum lah, dia sangat mendambakan anak pertama kami adalah perempuan.  Hal itu berbanding terbalik dengan keinginan ku, aku sangat mendambakan anak pertama kami adalah laki-laki. Namun, Tuhan lah yang maha kuasa atas itu. Itu hanya perdebatan kecil kami, tetap saja kami pasrahkan kepada Tuhan karena dialah yang maha mengatur segalanya. Namun sesuai dengan perjanjian, jika anak kami kelak adalah perempuan,  maka suami lah yang memberi nama namun jika anak kami nanti adalah laki-laki maka aku lah yang harus memberikan nama untuknya. Merasa tertantang apalagi kini suami sudah menemukan nama yang sangat indah untuk anak perempuan,  kini aku juga harus berusaha mencari nama yang tak boleh kalah indah.

Setelah mencari, aku menemukan sepenggal nama yang bagus. Menurut ku,  itu adalah nama yang istimewa. Seperti istimewa nya namaku yang merupakan turunan dari nama kedua orang tuaku.  Kini pun aku menemukan nama yang sangat indah yang juga merupakan turunan dari nama kami.  Bisa aku simpulkan bahwa kami memang istimewa 😊😊😊
Sekali lagi aku katakan,  pilihan Tuhan lah yang terbaik.

Namaku adalah Nursyamsiah yang merupakan gabungan nama orang tua ku yaitu Nursiah dan Syarkawi . Aku buat polanya yah, ....😊

                                     Nursiah + Syarkawi = Nursyamsiah
                                       Nursyamsiah + Ayub = Aynur

Walaupun nama ku diawali dari nama ibu ku, namun nama yang aku pilih untuk anak kami nanti diawali dari nama suamiku. Dengan demikian jadilah nama Aynur. Aynur diambil dari bahasa Turki yang artinya Moon light diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi Cahaya Bulan. Aku buat pola nya lagi yah....😊

                                     Nursiah + Syarkawi = Nursyamsiah
                                  Nursyamsiah artinya CAHAYA MATAHARI

                                        Nursyamsiah + Ayub = Aynur
                                     Aynur artinya CAHAYA BULAN
       
Ini Betul - betul special Name untuk kami. Jadi pertanyaan yang muncul adalah,  sespesial apakah kalian dengan pasangan kalian masing-masing?

Komentar

ODE mengatakan…
Tawwa...
Starwhite.blogspot.com mengatakan…
Kespecialan itu bukan sebuah kebetulan
Insya Allah. 😊😊😊

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Part 2

Sungguh,  ujian itu tak mengenal batasan  waktu dan umur. Entah, apakah itu karena ujian atau karena karma atau hukuman. Beberapa bulan mendampingi suami di rumah sakit untuk melakukan Hemodialisis bukan lagi karakter orang yang menjadi fokus perhatian seperti pada kondisi interaksi sosial secara umum, melainkan karakter yang berhubungan dengan penyakit yang menjadi pelengkap penderitaan. KEMARIN , tepatnya pada hari senin, 19 Desember  2016, saat suami menjalani perawatan rutin untuk melakukan Hemodialisis yang dilakukan selama 4 jam, sebuah peristiwa yang sempat mengguncang jiwa kami. Pasien yang kebetulan berada pas disamping tempat tidur suami meninggal dunia. Kami menyaksikan saat-saat sakaratul maut. Ketika layar monitor menunjukan penurunan kondisi pasien menunjukkan angka sekitar 63/37, yang mendampingi pasien lansung memanggil perawat yang selalu setia memberikan pelayanan terbaik untuk pasien lansung mengambil tindakan. Dokter yang bertugas juga tidak kalah c...

Never give up

Penat rasanya,  seharian menatap layar Leptop sambil membaca banyak jurnal dan beberapa hasil penelitian dalam bentuk non jurnal.  Kemarin bertemu dengan pembimbing harapannya sudah bisa di go kan untuk memulai penelitian.  Tapi nyatanya masih jauh dari harapan.  Proposal yang saya ajukan masih harus diperbaiki. Saya mendapatkan kesalahan fatal, untungnya pembimbing kedua menyadari hal itu. Aku menyimak dengan  baik penjelasan demi penjelasan yang disampaikan. Masalah yang muncul yaitu semakin lama mendengar arahannya,  semakin lemas badan ini. OMG,  lemasnya bukan karena kelaparan,  tapi banyak sekali yang dikoreksi. Saya harus membaca lebih banyak dan lebih banyak lagi.  Yah Tuhan, mataku tidak sanggup. Masalah semakin menumpuk,  ditambah lagi saya harus secepatnya memulai penelitian.  Saya hampir ketinggalan bulan gelap.  Sebagai catatan,  saya harus melakukan pengambilan data dibulan gelap yang tinggal beberapa hari ...