Langsung ke konten utama

Virus Corona


Virus Corona
            Virus corona berasal dari bahasa latin yaitu corona yang berarti mahkota atau karangan bunga yang menyebabkan gangguan pernapasan ringan seperti flu serta gangguan pernapasan berat seperti terjadinya infeksi paru-paru (pneumonia), MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
            Para ilmuan pertama kali megisolasi virus corona pada tahun 1937 yang menyebabkan penyakit bronchitis menular pada unggas.  Pada tahun 1965 peneliti Tyrrell dan Byone melalui kultur organ trakea embrionik dari saluran pernapasan orang flu menemukan virus corona yang menyerang manusia. Pada tahun 2019 jenis baru yang disebut SARS-CoV-2 mulai beredar kemudian menyebabkan penyakit dan dikenal sebagai COVID-19 yang pertama kali ditemukan di wilayah Wuhan, Cina.

Gejala Virus Corona

            Inveksi Virus Corona (Covid-19) menyebabkan penderita mengalami gejala flu seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi paru-paru (pneumonia) seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan batuk berdarah, sesak napas dan nyeri dada.

            Pada kasus yang parah, inveksi virus corona menyebabkan beberapa komplikasi serius seperti pneumonia, infeksi sekunder pada organ lain, gagal ginjal, acute cardiac injury, acute respiratory distress syndrome sampai berujung pada kematian. Sampai saat ini telah tercatat sebanyak 722.289 orang yang terinveksi dan data menunjukan bahwa Negara Amerika serikat memiliki kasus terbesar yaitu mencapai 142.356 dengan 2.493 kematian dan 4.767 pasien sembuh. Tentu virus ini menjadi momok menakutkan bagi seluruh orang tanpa terkecuali.
            Dilansir dari Daily Mirror, gejala ringan virus corona yang harus mendapat perhatian serius yaitu
1.       Kehilangan indra perasa dan penciuman
     Spesialis THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan) merekomendasikan siapa saja yang memiliki gejala seperti ini agar segera mengisolakikan diri mengingat virus corona bisa masuk kedalam tubuh melalui mata, hidung dan tenggorokan.
2.       Kelelahan Fisik
     Sama halnya dengan gejala flu biasa, penderita covid-19 ini akan merasa lemas dan kelelahan akibat batuk dan sulitnya bernapas.
3.       Kelelahan Mental
     Meskipun kelelahan mental belum secara resmi dicatat sebagai gejala namun penderita covid-19 melaporkan mengalami kelelahan mental.
4.       Kehilangan Nafsu Makan
     Pada tingkat berbeda-beda, mereka yang terkena covid-19 mengeluh kehilangan nafsu makan sehingga mengakibatkan penderita mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan.
5.       Sakit Perut
     Studi yang dilakukan oleh American Journal of gastroenterology menemukan bahwa 48.5% dari 204 orang yang telah terinveksi covid-19 mengalami diare.
6.       Sakit Mata
     Sakit mata yang diakibatkan oleh covid-19 ini mengalami perbedaan dengan sakit mata biasa dimana penderita covid-19 ini mengalami sakit mata seperti terbakar.

Pencegahan dan Pengobatan
          Pencehagan dari paparan virus ini tentu dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak dengan orang yang terpapar covid-19. Hal yang paling efektif dilakukan yaitu mengisolasikan diri atau berdiam diri di rumah, menjaga kondisi fisik seperti menjaga pola makan dan berolah raga dengan teratur. Jika mengharuskan untuk beraktifitas diluar rumah maka gunakan masker, rutin cuci tangan dengan menggunakan sabun, ganti pakaian yang anda kenakan tanpa harus menyentuh barang yang lain kemudian mandi dengan air sabun untuk menghindari penyebaran covid-19 dirumah anda.
            Jika telah terpapar dengan covid-19 maka yang harus anda lakukan yaitu
1.       minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam dan batuk. Hindari penggunaan aspirin pada anak-anak dan jangan memberikan obat batuk pada anak dibawah 4 tahun.
2.       Mandi dengan air hangat
3.       Minum air hangat dan perbanyak asupan cairan tubuh
4.       Perbanyak istirahat
5.       Jika merasa khawatir dengan gejala yang dirasakan, segera hubungi penyedia kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan yang lebih serius.


*Dikutip dari berbagai sumber

Komentar

Fachrul Hidayat mengatakan…
Mantap tulisannya, mengedukasi banyak orang. Keep writing !

Postingan populer dari blog ini

Refreshing bisa dilakukan dimanapun

Dibalik kesibukan pastilah ada rasa bosan atau suntuk. Jika dibiarkan pastilah dampaknya tidak bagus untuk psikologi yang akan menimbulkan berbagai macam penyakit fisik. Akhir pekan lalu, my sista menelpon dan mengajak untuk jalan-jalan sambil refreshing, katanya lagi suntuk dan butuh penyegaran. yah, nda usah jauh-jauh dibawahnya, cukup saya ajak keliling kampus. Pihak kampus telah menyediakan sarana refreshing yang bisa dinikmati oleh semua mahasiswa dengan free. Bahkan sekarang, bukan hanya anak mahasiswa saja yang menikmati liburannya di kampus, tapi terkadang juga saya lihat beberapa rombongan keluarga yang datang bertamasya dipinggir danau dibawah pohon. Emang lah, kampus Universitas Patut Dibanggakan. Udara yang disuguhkan begitu segar ditambah lagi dengan pemandangannya yang serba hijau. Danau yang indah memantulkan warna hijau dan putih pepohonan dan awan. Dipinggir danau banyak ditanami bunga-bunga yang sangat indah. setiap sore, banyak jenis aktifitas yang dilakukan

Perjalanan Part 2

Sungguh,  ujian itu tak mengenal batasan  waktu dan umur. Entah, apakah itu karena ujian atau karena karma atau hukuman. Beberapa bulan mendampingi suami di rumah sakit untuk melakukan Hemodialisis bukan lagi karakter orang yang menjadi fokus perhatian seperti pada kondisi interaksi sosial secara umum, melainkan karakter yang berhubungan dengan penyakit yang menjadi pelengkap penderitaan. KEMARIN , tepatnya pada hari senin, 19 Desember  2016, saat suami menjalani perawatan rutin untuk melakukan Hemodialisis yang dilakukan selama 4 jam, sebuah peristiwa yang sempat mengguncang jiwa kami. Pasien yang kebetulan berada pas disamping tempat tidur suami meninggal dunia. Kami menyaksikan saat-saat sakaratul maut. Ketika layar monitor menunjukan penurunan kondisi pasien menunjukkan angka sekitar 63/37, yang mendampingi pasien lansung memanggil perawat yang selalu setia memberikan pelayanan terbaik untuk pasien lansung mengambil tindakan. Dokter yang bertugas juga tidak kalah cekatan. Tanpa

Bubur Buatan Adik

Akhir - akhir ini tubuh ku menunjukkan reaksi yang aneh. Beberapa hari ini aku tidak pernah merasa lapar,  namum tiba-tiba gemetaran yang katanya diakibatkan oleh produksi insulin dalam tubuh sedang rendah.  Setelah baca artikel, aku menarik kesimpulan bahwa inilah lapar yang sesungguhnya. Hahaha,  ternyata selama ini aku lebih sering berada dalam kondisi abnormal. Pas ngalamin  yang normal malah dianggap aneh, ....😁😁😁 Nah, ceritanya pagi ini kan tubuh aku lagi gemetaran.  rasanya nda kuat tuk masak. Untung si adik lagi kesambet rajin akhirnya bersedia untuk masak tanpa harus berdebat lama. Aku online sambil  menunggu si adik memasak. Penasaran karena lama nda keluar-keluar dari dapur akhirnya aku mencoba melihat sedang masak apa sih. Ternyata dia sedang masak bubur. Sambil menunggu berasnya jadi lembek/menjadi bubur,  dia ternyata sedang asyik menyiapkan bahan sayur nya. Hum,.... terasa Lama. Selang 10 menit kemudian,  makanan pun jadi. Kami menyantapnya dengan lahap. Alhamdulil