Langsung ke konten utama

Perjalanan part 1

Beberapa minggu telah berlalu, yah setidaknya yang terkasih saat ini kebanyakan menghabiskan waktu di rumah saki, baik itu saat rawat inap maupun rawat jalan.  Waktu ku seakan  ter fokus padanya. Gagal ginjal yang dideritanya memberikan cerita tersendiri dalam kehidupan kami. Senin, selasa, rabu, kamis dan jumat. Yah, kami menjalankan aktifitas kami di rumah sakit yang selalu ramai oleh pengunjung. Setiap hari kami ber interaksi dengan banyak pasien khusus nya pasien penderita gagal ginjal yang harus menjalankan Hemodialisis yang masyarakat umum mengenalnya dengan istilah cuci darah.

Pada awal mendengar kabar bahwa yang terkasih mengalami gagal ginjal,  kronik dan kondisi ginjalnya tinggal 15%, dalam hati aku berdoa, semoga ini hanya mimpi buruk dan aku bisa segera terbangun dengan menyaksikan senyum suami yang menyambut pagi ku dengan indah. Aku menunggu dan terus menunggu, dan ternyata itu tidak terjadi. Ini bukan lah mimpi, melainkan sebuah kenyataan, kenyataan bahwa orang yang terkasih sekarang mengalami sakit yang parah. Diperjalanan pulang yang diantar oleh supir taxi, aku memalingkan wajah melihat ke jendela. Bukan maksud untuk menyaksikan pemandangan diluar sana melainkan untuk menyembunyikan kesedihan yang terpancar dari raut muka serta air mata yang tak terbendung. Dia menggenggam erat tanganku sambil menghibur diriku yang sedang lara. Semakin dia menghibur ku, semakin  aku merasa sedih. "Tuhan cobaan apa ini?" Kataku dalam hati.

Tiba-tiba tersadar bahwa Tuhan telah memilih ujian ini untuk kami, berarti kami mampu untuk menjalankan nya. Tiba-tiba teringat dengan surah
Al-Baqarah:286 yang berbunyi " Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". Dalam hati aku mengulang kata-kata ikhlas. Saya percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kami.

Ini merupakan ujian pertama pernikahan kami. Tuhan memberikan kami reski yang banyak serta menyadarkan kami akan nikmat-nikmat yang telah diberikannya  kepada kami. Banyak sumbangsih dari keluarga besar serta dari teman-teman kami. Kami ditunjukkan keluarga dan kawan yang terbaik yang selalu menghibur kami. Itu merupakan nikmat yang terus kami syukuri.

Tak ada lagi kata yang bisa aku ungkapkan dalam tulisan ini kecuali kata :
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Semoga kami diberi kekuatan untuk bersabar dan semoga dengan  ujian ini dijadikan Tuhan sebagai jalan kami untuk mendapatkan kenikmatan iman dan kelak kami memperoleh jannah nya. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Special Name, "Aynur"

Aku yakin bahwa Tuhan tidak pernah salah. Telah aku pasrahkan pilihan itu kepada-Nya untuk memilih kan teman hidup terbaik  untuk mengarungi bahtera kehidupan ini. Yah, ternyata pilihan itu jatuh kepadanya,  seseorang yang tidak pernah aku sangka sebelumnya. Hati orang tua begitu cepat terluluhkan untuk memberi izin kepadanya untuk meminang ku. Ini bukan hanya kebetulan,  terdapat banyak kemiripan diantara kami. Pernah aku keluhkan pandangan orang lain tentang kami.  Banyak orang yang mengatakan bahwa kami terlihat mirip, bahkan aku menemukan sebuah tanda dalam dirinya yang juga aku miliki.  Aku sempat menanyakan masalah ini waktu kami masih dipelaminan, sebuah topik yang mengawali perbincangan kami waktu itu. Tanpa harus menunggu lama dia menjawab, sepertinya jiwa kita memang sudah bersama sebelum kita terlahirkan ke dunia ini. Kita dipisahkan dengan tanda ini dan dipersatukan kembali dengan tanda ini. Owh, sebuah jawaban yang membuatku kehilangan kata untuk me...

Perjalanan Part 2

Sungguh,  ujian itu tak mengenal batasan  waktu dan umur. Entah, apakah itu karena ujian atau karena karma atau hukuman. Beberapa bulan mendampingi suami di rumah sakit untuk melakukan Hemodialisis bukan lagi karakter orang yang menjadi fokus perhatian seperti pada kondisi interaksi sosial secara umum, melainkan karakter yang berhubungan dengan penyakit yang menjadi pelengkap penderitaan. KEMARIN , tepatnya pada hari senin, 19 Desember  2016, saat suami menjalani perawatan rutin untuk melakukan Hemodialisis yang dilakukan selama 4 jam, sebuah peristiwa yang sempat mengguncang jiwa kami. Pasien yang kebetulan berada pas disamping tempat tidur suami meninggal dunia. Kami menyaksikan saat-saat sakaratul maut. Ketika layar monitor menunjukan penurunan kondisi pasien menunjukkan angka sekitar 63/37, yang mendampingi pasien lansung memanggil perawat yang selalu setia memberikan pelayanan terbaik untuk pasien lansung mengambil tindakan. Dokter yang bertugas juga tidak kalah c...

Bubur Buatan Adik

Akhir - akhir ini tubuh ku menunjukkan reaksi yang aneh. Beberapa hari ini aku tidak pernah merasa lapar,  namum tiba-tiba gemetaran yang katanya diakibatkan oleh produksi insulin dalam tubuh sedang rendah.  Setelah baca artikel, aku menarik kesimpulan bahwa inilah lapar yang sesungguhnya. Hahaha,  ternyata selama ini aku lebih sering berada dalam kondisi abnormal. Pas ngalamin  yang normal malah dianggap aneh, ....😁😁😁 Nah, ceritanya pagi ini kan tubuh aku lagi gemetaran.  rasanya nda kuat tuk masak. Untung si adik lagi kesambet rajin akhirnya bersedia untuk masak tanpa harus berdebat lama. Aku online sambil  menunggu si adik memasak. Penasaran karena lama nda keluar-keluar dari dapur akhirnya aku mencoba melihat sedang masak apa sih. Ternyata dia sedang masak bubur. Sambil menunggu berasnya jadi lembek/menjadi bubur,  dia ternyata sedang asyik menyiapkan bahan sayur nya. Hum,.... terasa Lama. Selang 10 menit kemudian,  ...