Tangan ini terasa begitu kaku untuk menulis. wajar saja, sudah berapa lama ia tak menari memainkan keyboard yang menjadi teman setia dalam mengabadikan setiap kisah yang yang telah mewarnai hidup ini.
Baiklah, mari kita memutar memori ke beberapa bulan yang lalu. Ada sebuah cerita yang sangat ingin aku ceritakan namun, berbagai macam hambatan dan barulah saat ini aku bisa menceritakannya. kisah yang rasanya aduhai. Sebuah pengalaman yang semoga itu yang pertama dan terakhir.
KISAH PUN DIMULAI,....
Hidup ini memang aneh. Pasti banyak orang yang tidak ragu mengatakan sepakat. cerita yang ingin saya ceritakan adalah masalah pernikahan ku yang berlansung pada bulan April lalu. Cinta yang datang menghampiri disaat aku berusaha bersembunyi dari cinta. Saat itu aku tersadarkan bahwa aku telah memilih cinta yang salah. Aku terbawa oleh lingkungan dimana semua orang menganggap itu adalah kewajaran. Namun, sebuh cahaya telah menunjukan jalan yang benar kepadaku, mungkin itu yang disebut "hidayah" oleh orang-orang. Aku terhempas jauh dari cinta yang semu itu dan menemukan sebuah arti yang tiada rasa yang paling indah lagi didunia ini. Aku menyerahkan semua diriku kepada sang Pencipta, sang pemilik cinta yang agung. Indah, tenang dan penuh dengan kedamaian. Rasanya aku tak ingin meminta apa-apa lagi kecuali rasa itu. Aku telah mendapatkan cinta yang sangat indah, untuk apa lagi mencari cinta yang lain?
Ah, hampir saja aku terlena dengan keadaan itu. Disaat aku disibukkan dalam pencarian jejak akan arah hidup, sebuah cinta datang menghampiri. apakah ini hanya ujian atau ini adalah hadiah yang sangat spesial? Aku pun menyerahkan permasalahan ini kepada pemilik dan penjaga hati ini yang tidak lain adalah Tuhan dan orang tuaku. Hampir setiap saat aku mengeluhkan akan ketakutan ku. Aku takut jika Tuhan hanya menguji ketabahan hati ku dengan mengirim cinta yang salah. Aku pun mulai melakukan sholat istighara yang katanya dilakukan pada saat seseorang berada dalam kebimbangan untuk memutuskan sebuah perkara. Berlahan, rasa yakin mulai muncul didalam hati ku.
Sementara itu, aku menunggu keputusan sang penjaga hatiku. Apakah ia akan menyerahkan kunci hatiku kepada sang cinta atau tidak. Aku hanya mengamati tanpa bertanya apa-apa kepadanya. jika sang penjaga hati mempercayai cinta yang mendekat untuk menjaga kunci yang selama ini ia jaga, maka benarlah, dia adalah jodohku. Pikirku saat itu.
Tidak berselang lama, ternyata sang penjaga hati menyerahkan kunci itu tanpa ragu. Tidak lama kemudian kami pun melangsungkan pernikahan yaitu terjadinya ijab dan kabul. Resmilah kami jadi sepasang suami istri pada tanggal 16 April 2016. Momen itu diabadikan tepat pada jam 12.00. Waktu yang disakralkan bagi kami orang bugis.
Kini kami telah memulai melangkahkan kaki kami dalam mengarungi bahterai kehidupan. Semoga pemilik Cinta lah yang menjadi tujuan perjalanan kami, berharap bertemu dengannya diujung jalan sana, bersamanya, sang cinta yang diamanatkan.
Karena Cinta Ini Adalah Amanat,......
Sementara itu, aku menunggu keputusan sang penjaga hatiku. Apakah ia akan menyerahkan kunci hatiku kepada sang cinta atau tidak. Aku hanya mengamati tanpa bertanya apa-apa kepadanya. jika sang penjaga hati mempercayai cinta yang mendekat untuk menjaga kunci yang selama ini ia jaga, maka benarlah, dia adalah jodohku. Pikirku saat itu.
Tidak berselang lama, ternyata sang penjaga hati menyerahkan kunci itu tanpa ragu. Tidak lama kemudian kami pun melangsungkan pernikahan yaitu terjadinya ijab dan kabul. Resmilah kami jadi sepasang suami istri pada tanggal 16 April 2016. Momen itu diabadikan tepat pada jam 12.00. Waktu yang disakralkan bagi kami orang bugis.
Kini kami telah memulai melangkahkan kaki kami dalam mengarungi bahterai kehidupan. Semoga pemilik Cinta lah yang menjadi tujuan perjalanan kami, berharap bertemu dengannya diujung jalan sana, bersamanya, sang cinta yang diamanatkan.
Karena Cinta Ini Adalah Amanat,......
Komentar