Langsung ke konten utama

Puisi Salahkan Cinta

Ada ketakutan yang tiba-tiba muncul,
Ketika masa lalu menjelma dalam bayangan
Adakah yang patut dipersalahkan atas ini?
Apakah ini ulah dari cinta?
Aku tak mengerti dirimu wahai cinta
Dan bukan cinta yang seperti ini yang aku butuh.
Aku ingin berlindung dibawah sayap-sayap mu
Dan sesekali aku ingin terbang bersama mu,
Mengantar kan ku menuju sang pemilik diriku dan dirimu
Aku ingin dirimu memenuhi relung hati
Sampai tak ada celah yang kosong akan dirimu
Aku ingin engkau menjadi penerang disetiap langkah ku
Agar tak ada langkah yang perpaling dari jalan ku yang semestinya
Aku takut kehilangan cahaya mu
yang menggetarkan langkah ku untuk terus melanjutkan perjalanan
Aku takut kehilangan cahaya mu
yang memaksa ku untuk lari menuju titik awal perjumpaan kita
Aku takut berakhir dalam hembusan napas yang terakhir tanpa dirimu

ow sang pemilik cinta yang agung, ...
Salah kah cinta dalam hal ini?
Batin ku tersiksa oleh ketakutan
ketakutan akan masa lalu yang pernah melukis keindahan dalam hati
Aku telah menyerahkan separuh hatiku kepada nya
dan separuhnya lagi tetap kepada Mu.
Mungkin kah ini bentuk hukuman atas diri ku yang menduakan cinta Mu?
ow, betapa bodoh dan malang nya nasib ku
Aku merasakan dia telah kembali dengan keindahannya
untuk menagih separuh hati yang pernah aku berikan kepadanya
Ow sang pemilik cinta yang Agung,
Engkau lah sang pemilik semua cinta yang ada dan tak ada khianat untuk Mu
Belenggu lah dia dalam kasih Mu,
Peliharalah aku dengan kasih sayang Mu darinya,
Berikan aku cinta yang lebih indah darinya
Yang memancarkan cahaya jauh lebih terang dari nya
Agar tak ada keraguan dalam setiap langkah menuju titik Akhir langkah ku,.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Special Name, "Aynur"

Aku yakin bahwa Tuhan tidak pernah salah. Telah aku pasrahkan pilihan itu kepada-Nya untuk memilih kan teman hidup terbaik  untuk mengarungi bahtera kehidupan ini. Yah, ternyata pilihan itu jatuh kepadanya,  seseorang yang tidak pernah aku sangka sebelumnya. Hati orang tua begitu cepat terluluhkan untuk memberi izin kepadanya untuk meminang ku. Ini bukan hanya kebetulan,  terdapat banyak kemiripan diantara kami. Pernah aku keluhkan pandangan orang lain tentang kami.  Banyak orang yang mengatakan bahwa kami terlihat mirip, bahkan aku menemukan sebuah tanda dalam dirinya yang juga aku miliki.  Aku sempat menanyakan masalah ini waktu kami masih dipelaminan, sebuah topik yang mengawali perbincangan kami waktu itu. Tanpa harus menunggu lama dia menjawab, sepertinya jiwa kita memang sudah bersama sebelum kita terlahirkan ke dunia ini. Kita dipisahkan dengan tanda ini dan dipersatukan kembali dengan tanda ini. Owh, sebuah jawaban yang membuatku kehilangan kata untuk me...

Perjalanan Part 2

Sungguh,  ujian itu tak mengenal batasan  waktu dan umur. Entah, apakah itu karena ujian atau karena karma atau hukuman. Beberapa bulan mendampingi suami di rumah sakit untuk melakukan Hemodialisis bukan lagi karakter orang yang menjadi fokus perhatian seperti pada kondisi interaksi sosial secara umum, melainkan karakter yang berhubungan dengan penyakit yang menjadi pelengkap penderitaan. KEMARIN , tepatnya pada hari senin, 19 Desember  2016, saat suami menjalani perawatan rutin untuk melakukan Hemodialisis yang dilakukan selama 4 jam, sebuah peristiwa yang sempat mengguncang jiwa kami. Pasien yang kebetulan berada pas disamping tempat tidur suami meninggal dunia. Kami menyaksikan saat-saat sakaratul maut. Ketika layar monitor menunjukan penurunan kondisi pasien menunjukkan angka sekitar 63/37, yang mendampingi pasien lansung memanggil perawat yang selalu setia memberikan pelayanan terbaik untuk pasien lansung mengambil tindakan. Dokter yang bertugas juga tidak kalah c...

Never give up

Penat rasanya,  seharian menatap layar Leptop sambil membaca banyak jurnal dan beberapa hasil penelitian dalam bentuk non jurnal.  Kemarin bertemu dengan pembimbing harapannya sudah bisa di go kan untuk memulai penelitian.  Tapi nyatanya masih jauh dari harapan.  Proposal yang saya ajukan masih harus diperbaiki. Saya mendapatkan kesalahan fatal, untungnya pembimbing kedua menyadari hal itu. Aku menyimak dengan  baik penjelasan demi penjelasan yang disampaikan. Masalah yang muncul yaitu semakin lama mendengar arahannya,  semakin lemas badan ini. OMG,  lemasnya bukan karena kelaparan,  tapi banyak sekali yang dikoreksi. Saya harus membaca lebih banyak dan lebih banyak lagi.  Yah Tuhan, mataku tidak sanggup. Masalah semakin menumpuk,  ditambah lagi saya harus secepatnya memulai penelitian.  Saya hampir ketinggalan bulan gelap.  Sebagai catatan,  saya harus melakukan pengambilan data dibulan gelap yang tinggal beberapa hari ...