Langsung ke konten utama

Lentera

Hari berganti begitu cepat,  mentari pagi begitu elok memancarkan cahaya cinta nan lembut. Kuucap beberapa untaian  kata sebagai bukti cinta dan kekaguman ku kepada -Mu, wahai sang pemilik cinta yang agung. Kusampaikan pesan-pesan cintaku kepadamu daLama setiap untaian doa, berharap ku tak kehilangan cinta-Mu.

Engkau membawa aku ke dalam dunia yang penuh warna kehidupan, membuai ku dengan rahmat-rahmat-Mu, hingga terkadang aku melalaikan -Mu. Aku berjalan dalam kesendirian, membuatku terlena akan keindahan duniawi-Mu sampai hatiku dipenuhi oleh keindahan-keindahan dunia yang membuat cintaku tertutup oleh arogansi-arogansi duniawi yang penuh dilema. Salah aku dalam menilai,  jatuhlah aku dalam kekufuran yang panjang.  Muncullah rasa iri, dengki, hasut, hampa dalam diri yang kelak akan menjadi penyakit, penyakit hati yang akan mematikan cinta yang suci yang telah Engkau titip kan kedalam hati ini.

itu semua telah aku lalui dalam kehidupan ini. Aku mendekap dalam kegelapan, mencari cintamu dalam tetes-tetes air mata yang terus membasahi pelipur lara. Aku menderita, aku terhina, aku terbuang, aku merangkak mengemis cinta-Mu dalam kegelapan yang  berkepanjangan hingga akhirnya aku tersesat dari jalan cinta-Mu dengan hati yang haus akan Cinta-Mu dalam bentuk rindu yang tak tergantikan. Aku mengobati hatiku yang terluka dengan menikmati setiap apa yang aku lalui. Perlahan aku terbuai dengan jalanku yang berliku dan engkau membiarkan aku dalam kesesatanku.  


Wahai Engkau sang pemilik Cinta, ketika aku merasa bahwa Engkau telah merenggut cinta dalam diriku dan membiarkan aku dalam kegelapan ,  Engkau mengirim lentera yang cahayanya adalah cahaya cinta-Mu, menunjukkan arah jalan-Mu yang penuh cinta. Akupun mengikutinya hingga akhirnya kudapati jalan cinta yang penuh cahaya Keagungan-Mu. Dalam perjalanan, aku yang tak tahu malu menyukai lentera dan selalu memintanya dari-Mu, hingga akhirnya engkau mengambilnya dariku.  Tak mengapalah, aku hanya membutuhkan cinta dari-Mu dan akan terus berusaha memantaskan diri mendapat Cinta-Mu.0l

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan ini terasa begitu kaku untuk menulis. wajar saja, sudah berapa lama ia tak menari memainkan keyboard  yang menjadi teman setia dalam mengabadikan setiap kisah yang yang telah mewarnai hidup ini. Baiklah, mari kita memutar memori ke beberapa bulan yang lalu. Ada sebuah cerita yang sangat ingin aku ceritakan namun, berbagai macam hambatan dan barulah saat ini aku bisa menceritakannya. kisah yang rasanya aduhai. Sebuah pengalaman yang semoga itu yang pertama dan terakhir. KISAH PUN DIMULAI,.... Hidup ini memang aneh. Pasti banyak orang  yang tidak ragu mengatakan sepakat. cerita yang ingin saya ceritakan adalah masalah pernikahan ku yang berlansung pada bulan April lalu. Cinta yang datang menghampiri disaat aku berusaha bersembunyi dari cinta. Saat itu aku tersadarkan bahwa aku telah memilih cinta yang salah. Aku terbawa oleh lingkungan dimana semua orang menganggap itu adalah kewajaran. Namun, sebuh cahaya telah menunjukan jalan yang benar kepadaku, mungkin itu yang dis

Isak Tangis Raina

Ketika jemari kini kembali kaku, ketika ide kian membeku , hamparan pasir putih beterbangan entah kemana arahnya . Angin sepoi-sepoi menerbangkan pesan alunan syair membawanya sampai kelamunan. Gemercik ombak, kicauan burung dan terjangan pasir putih yang ditiup lembut oleh sang angin t iba-tiba menghentikan lamunan. Su n gguh pemandangan yang mengejutkan, seekor burung tiba-tiba terjatuh. Alangkah malangnya nasib burung cantik itu. Ketika asyik beterbangan dengan kawan-kawannya tanpa sengaja menabrak tiang listrik yang menjulang tinggi mencakar langit. Wahai ka u sang burung, alangkah malangnya dirimu. Izinkan aku untuk mengobati lukamu dan merawatmu hingga kamu siap kembali diperaduan langit dengan teman, saudara dan keluargamu. Sadarkan engkau wahai burung, alangkah irinya diriku melihatmu beterbangan kesana kemari, beterbangan kearah mana yang hendak kamu mau, menjelajahi jagad raya yang begitu memesona.             Sang gadis manis periang, h idupnya betul-betul bahagia