Udara malam ini agak berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Aku memandang kiri kanan, hanya ada pepohonan yang menari mengikuti alunan sapaan angin. Anginpun berhembus kearahku menerbangkan helaian rambut yang sengaja aku urai, seolah tidak ingin membuat siapapun cemburu dengan sapaannya. hembusan lembutnya begitu dingin merasuk hingga kekalbu.
Aku terdiam sejenak sambil memejamkan mata, berusaha mengulang rekaman memori yang beberapa menit berlalu. Aku ingat ketika engkau datang menyapa disela-sela keramaian, disaat aku menikmati kesendirian dalam lamunan. Engkau datang menyapa dengan senyuman hangat kemudian menawariku dengan makanan yang engkau anggap sebagai hasil buatanmu. Aku melihat bahagia dan bangga tergambar diwajahmu. Aku pun menerima pemberian mu itu dengan senyuman tanda terimakasih agar aku tidak menyisahkan rasa kecewa dihatimu. Engkau telah mengusik ketenanganku dan pergi begitu saja. Engkau hanya angin yang berlalu dan entah kapan akan kembali lagi.
Hari ini begitu melelahkan. Aku ingin menutup mata dan berharap ketika aku membuka mata, engaku akan kembali lagi dihariku, wahai SANG ANGIN.
Bersambung,........
(Mencoba membuat NOVEL)
Aku terdiam sejenak sambil memejamkan mata, berusaha mengulang rekaman memori yang beberapa menit berlalu. Aku ingat ketika engkau datang menyapa disela-sela keramaian, disaat aku menikmati kesendirian dalam lamunan. Engkau datang menyapa dengan senyuman hangat kemudian menawariku dengan makanan yang engkau anggap sebagai hasil buatanmu. Aku melihat bahagia dan bangga tergambar diwajahmu. Aku pun menerima pemberian mu itu dengan senyuman tanda terimakasih agar aku tidak menyisahkan rasa kecewa dihatimu. Engkau telah mengusik ketenanganku dan pergi begitu saja. Engkau hanya angin yang berlalu dan entah kapan akan kembali lagi.
Hari ini begitu melelahkan. Aku ingin menutup mata dan berharap ketika aku membuka mata, engaku akan kembali lagi dihariku, wahai SANG ANGIN.
Bersambung,........
(Mencoba membuat NOVEL)
Komentar