Kemanakah sang angin itu telah berhembus? Aku mencarinya disetiap celah waktu luang
yang aku miliki. Hari-hari kali ini begitu sibuk sehingga waktu istirahat yang
hanya beberapa menit itu bagaikan emas. Aku duduk menunggu didalam gubuk tua
yang usang tak berdidinding. Disanalah
aku menghabiskan waktu untuk menunggu sang angin,
namun ia pun tak kunjung datang. Daun-daun beterbangan dan burung yang
berkicau seakan mengejek penantian yang tak kunjung usai. Orang-orang tetap lalu lalang didepan
ku, seakan tak ada yang peduli, meraka hanya sibuk dengan urusan masing-masing namun seperti itu pulalah diriku yang
tak peduli dengan mereka semua. Aku rindu dengan angina ku.
Matahari sore ini begitu bersahabat. burung-burung beterbangan kesana kemari dan sesekali jua hinggap di dahan pohon yang tumbuh berjejer dihalaman kelas. setelah mengistirahatkan sayap-sayap yang lelah, mereka kembali terbang mengarungi angkasa raya. Aku ingin mengatakan bahwa aku iri kepadamu. Andai aku diciptakan memiliki sayap, akan aku pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk terbang mengarungi angkasa raya ini.
Kelas dimulai dengan konsisi seperti biasanya. seorang teacher asyik menerangkan materi. seperti biasa, aku hanya duduk dipojok ruangan memandangi gerak gering sang teacher dan beberapa teman yang lain sambil mencatat.
Dalam buku catatan, aku hanya terfokus menulis kata "Sang Angin",.........
Komentar