Langsung ke konten utama

Sang Angin Part 2



Kemanakah sang angin  itu telah berhembus?  Aku mencarinya disetiap celah waktu luang yang aku miliki. Hari-hari kali ini begitu sibuk sehingga waktu istirahat yang hanya beberapa menit itu bagaikan emas. Aku duduk menunggu didalam gubuk tua yang usang  tak berdidinding. Disanalah aku menghabiskan waktu untuk menunggu sang angin, namun ia pun tak kunjung datang. Daun-daun beterbangan dan burung yang berkicau seakan mengejek penantian yang tak kunjung usai. Orang-orang tetap lalu lalang didepan ku, seakan tak ada yang peduli, meraka hanya sibuk dengan urusan masing-masing namun seperti itu pulalah diriku yang tak peduli dengan mereka semua. Aku rindu dengan angina ku.

Matahari sore ini begitu bersahabat. burung-burung beterbangan kesana kemari dan sesekali jua hinggap di dahan pohon yang tumbuh berjejer dihalaman kelas. setelah mengistirahatkan sayap-sayap yang lelah, mereka kembali terbang mengarungi angkasa raya. Aku ingin mengatakan bahwa aku iri kepadamu. Andai aku diciptakan memiliki sayap, akan aku pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk terbang mengarungi angkasa raya ini.

Kelas dimulai dengan konsisi seperti biasanya. seorang teacher  asyik menerangkan materi. seperti biasa, aku hanya duduk dipojok ruangan memandangi gerak gering sang teacher  dan beberapa teman yang lain sambil mencatat.

Dalam buku catatan, aku hanya terfokus menulis kata  "Sang Angin",.........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan ini terasa begitu kaku untuk menulis. wajar saja, sudah berapa lama ia tak menari memainkan keyboard  yang menjadi teman setia dalam mengabadikan setiap kisah yang yang telah mewarnai hidup ini. Baiklah, mari kita memutar memori ke beberapa bulan yang lalu. Ada sebuah cerita yang sangat ingin aku ceritakan namun, berbagai macam hambatan dan barulah saat ini aku bisa menceritakannya. kisah yang rasanya aduhai. Sebuah pengalaman yang semoga itu yang pertama dan terakhir. KISAH PUN DIMULAI,.... Hidup ini memang aneh. Pasti banyak orang  yang tidak ragu mengatakan sepakat. cerita yang ingin saya ceritakan adalah masalah pernikahan ku yang berlansung pada bulan April lalu. Cinta yang datang menghampiri disaat aku berusaha bersembunyi dari cinta. Saat itu aku tersadarkan bahwa aku telah memilih cinta yang salah. Aku terbawa oleh lingkungan dimana semua orang menganggap itu adalah kewajaran. Namun, sebuh cahaya telah menunjukan jalan yang benar kepadaku, mungkin itu yang dis

Isak Tangis Raina

Ketika jemari kini kembali kaku, ketika ide kian membeku , hamparan pasir putih beterbangan entah kemana arahnya . Angin sepoi-sepoi menerbangkan pesan alunan syair membawanya sampai kelamunan. Gemercik ombak, kicauan burung dan terjangan pasir putih yang ditiup lembut oleh sang angin t iba-tiba menghentikan lamunan. Su n gguh pemandangan yang mengejutkan, seekor burung tiba-tiba terjatuh. Alangkah malangnya nasib burung cantik itu. Ketika asyik beterbangan dengan kawan-kawannya tanpa sengaja menabrak tiang listrik yang menjulang tinggi mencakar langit. Wahai ka u sang burung, alangkah malangnya dirimu. Izinkan aku untuk mengobati lukamu dan merawatmu hingga kamu siap kembali diperaduan langit dengan teman, saudara dan keluargamu. Sadarkan engkau wahai burung, alangkah irinya diriku melihatmu beterbangan kesana kemari, beterbangan kearah mana yang hendak kamu mau, menjelajahi jagad raya yang begitu memesona.             Sang gadis manis periang, h idupnya betul-betul bahagia