Langsung ke konten utama
Tanpa aku sangka, suatu pemikiran tiba-tiba hinggap di pikiranQ,.....
Pikiran itu datang membayang-bayang, meninggalkan pesan yang penuh makna kemudian berlalu begitu saja. Seolah-olah waktuku berhenti seketika kemudian ruang waktu menarikku dengan paksa menuju dunia baru. bag sebuah ilham yang tiba-tiba datang dengan sendirinya.
" Tatkala aku sedang asyik duduk termenung dihamparan kesendirian,... Ketika itu aku memandang disekelilingku. Aku lihat matahari yang sudah mulai tenggelam dengan cahayanya yang menguning dihamparan langit kelam. Aku kemudian melihat diarah sisi kanan dan kiriku. Pandanganku terhenti ketika aku melihat dari kejauhan sebuah gunung yang sangat tinggi. Saat itu pula pikiranku  bertanya-tanya. Apa yang ada diatas sana? Adakah orang yang bisa mencapai puncak sana? Flora dan fauna apakah yang ada disana. Bagaimana caranya bisa sampai disana? Bagaimanakan cuacanya? Apakah tempat itu angker? adakah hatu yang menjelma menjadi manusia diatas sana?
Beribu pertanyaan terus merasuki pikiran-pikiran dan tiba-tiba alam sadar menguasai diriku. Tiba-tiba itu menjelma menjadi suara yang memanggil namaku, memberiku penjelasan-penjelasan yang sebenarnya jawaba-jawaban pertanyaan itu telah aku ketahui.
Suara itu berkata "Nur, lihatlah gunung yang  disana, tinggi bukan? Buka lah pikiran jernihmu. Pikirkan ini baik-baik. Bukankah engkau telah merasakan suasana berada diatas gunung? itu lah jawabah dari beribu pertanyaan mu. Dari kejauhan engkau hanya berpikir dan terus berpikir. Tapi jika engkau melakukan sesuatu, engkau pasti bisa meraihnya. Hanya satu kunci, terus bergerak, terus berusaha" OK,......

Aku kembali kedunia nyataku. Hal yang terpikirkan yaitu, jika seandainya ada tangga yang menuju  langit, mungkin saat ini sudah ada manusia yang sampai kelangit. Hanya dibutuhkan sedikit usaha. Kunci utamanya "BERUSAHA"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Special Name, "Aynur"

Aku yakin bahwa Tuhan tidak pernah salah. Telah aku pasrahkan pilihan itu kepada-Nya untuk memilih kan teman hidup terbaik  untuk mengarungi bahtera kehidupan ini. Yah, ternyata pilihan itu jatuh kepadanya,  seseorang yang tidak pernah aku sangka sebelumnya. Hati orang tua begitu cepat terluluhkan untuk memberi izin kepadanya untuk meminang ku. Ini bukan hanya kebetulan,  terdapat banyak kemiripan diantara kami. Pernah aku keluhkan pandangan orang lain tentang kami.  Banyak orang yang mengatakan bahwa kami terlihat mirip, bahkan aku menemukan sebuah tanda dalam dirinya yang juga aku miliki.  Aku sempat menanyakan masalah ini waktu kami masih dipelaminan, sebuah topik yang mengawali perbincangan kami waktu itu. Tanpa harus menunggu lama dia menjawab, sepertinya jiwa kita memang sudah bersama sebelum kita terlahirkan ke dunia ini. Kita dipisahkan dengan tanda ini dan dipersatukan kembali dengan tanda ini. Owh, sebuah jawaban yang membuatku kehilangan kata untuk me...

Perjalanan Part 2

Sungguh,  ujian itu tak mengenal batasan  waktu dan umur. Entah, apakah itu karena ujian atau karena karma atau hukuman. Beberapa bulan mendampingi suami di rumah sakit untuk melakukan Hemodialisis bukan lagi karakter orang yang menjadi fokus perhatian seperti pada kondisi interaksi sosial secara umum, melainkan karakter yang berhubungan dengan penyakit yang menjadi pelengkap penderitaan. KEMARIN , tepatnya pada hari senin, 19 Desember  2016, saat suami menjalani perawatan rutin untuk melakukan Hemodialisis yang dilakukan selama 4 jam, sebuah peristiwa yang sempat mengguncang jiwa kami. Pasien yang kebetulan berada pas disamping tempat tidur suami meninggal dunia. Kami menyaksikan saat-saat sakaratul maut. Ketika layar monitor menunjukan penurunan kondisi pasien menunjukkan angka sekitar 63/37, yang mendampingi pasien lansung memanggil perawat yang selalu setia memberikan pelayanan terbaik untuk pasien lansung mengambil tindakan. Dokter yang bertugas juga tidak kalah c...

Never give up

Penat rasanya,  seharian menatap layar Leptop sambil membaca banyak jurnal dan beberapa hasil penelitian dalam bentuk non jurnal.  Kemarin bertemu dengan pembimbing harapannya sudah bisa di go kan untuk memulai penelitian.  Tapi nyatanya masih jauh dari harapan.  Proposal yang saya ajukan masih harus diperbaiki. Saya mendapatkan kesalahan fatal, untungnya pembimbing kedua menyadari hal itu. Aku menyimak dengan  baik penjelasan demi penjelasan yang disampaikan. Masalah yang muncul yaitu semakin lama mendengar arahannya,  semakin lemas badan ini. OMG,  lemasnya bukan karena kelaparan,  tapi banyak sekali yang dikoreksi. Saya harus membaca lebih banyak dan lebih banyak lagi.  Yah Tuhan, mataku tidak sanggup. Masalah semakin menumpuk,  ditambah lagi saya harus secepatnya memulai penelitian.  Saya hampir ketinggalan bulan gelap.  Sebagai catatan,  saya harus melakukan pengambilan data dibulan gelap yang tinggal beberapa hari ...